Labels

Thursday 22 August 2013

Terpaksa, Haruskah?

Apa sih terpaksa itu? Tentunya beda dong dengan dipaksa. Terpaksa adalah suatu kegiatan yang kita kerjakan tanpa ada keikhlasan dari hati.

Terpaksa itu memang membuat hati dongkol! Tapi 'terpaksa' harus dibiasakan. Agar sesuatu yang terpaksa itu menjadi anugrah terindah. ^^

Aku pernah baca novel yang sama dengan kasusku: "DIPAKSA UNTUK MEMASUKI SEKOLAH PILIHAN ORANG TUA". Kalian pasti pernah beda pendapat kan dengan orang tua dalam memilih keputusan? Begitupun aku dan novelis A. Fuadi. Aku dipaksa untuk masuk sekolah menengah yang jaraknya lumayan dekat dari rumahku, padahal aku maunya di sekolah yang 'katanya' bagus itu. Sekolah yang memang dari dulu sudah menjadi mimpiku. Sekolah yang benar-benar sangat-ini anganku dulu waktu kelas 9SMP-kuidamkan. Tapi aku harus bangun dari mimpi karena orangtuaku, khususnya ibu, "memaksa"ku untuk tetap mengikuti keinginan hatinya. Ceritapun dimulai....

 Keputusan setengah hatipun kulakukan. Dengan muka berhias senyum palsu dan hati yang ogah-ogahan untuk mengisi formulir online, pikiranku berharap, semoga ini hanya mimpi. Ya... mimpi buruk yang benar-benar nyata. Karena dalam tiga tahun berikutnya, aku harus menjalani ketidaksukaanku pada pilihan ibu.

Terbukti setelah dua tahun belajar di sana, kelasku selalu memiliki banyak masalah. Entah dari perseorangan teman-temanku atau dari aku sendiri. Aku bukanlah tipe pemberontak. Tapi di kelas 11 lalu, aku benar-benar tidak betah. Aku mulai sedikit terpengaruh dengan lingkungan yang lebih banyak dampak negatifnya daripada yang baiknya. Puncaknya, masalah dalam kelas kami adalah saat salah seorang temanku yang mengambil soal dari laptop guru yang untuk UKK.(salah murid, salah guru dong!kenapa dia ninggalin laptopnya gitu aja!)

Bisa kalian bayangkan sendiri, kini di kelas 12 kelas kami seperti dipandang sebelah mata oleh guru-guru kami. Padahal yang berbuat salah adalah orang lain, tapi tetap saja kita yang kena hukuman. Kami harus lakukan apalagi? Marah? Percuma! Nangis? Habis-habisin tenanga! Kini harapku hanya satu, : AKU INGIN SEKALI PINTU KEMANA SAJA MILIK DORAEMON ATAU PEMUTAR WAKTU AGAR CEPAT LULUS DAN MENINGGALKAN SEKOLAH YANG MEMBUATKU FRUSTASI ITU!

Aku juga yakin, aku bisa mengenang masa-masa itu dan akan menceritakannya kembali dengan indah, sama seperti novel NEGERI 5 MENARA!

MAN JADDA WAJADA! :D

A-I, 23 Agustus 2013

No comments: